NAIJASPORTNEWS — Jakarta – Atletico Madrid harus angkat koper lebih awal dari ajang Piala Dunia Antarklub FIFA 2025. Klub asal ibu kota Spanyol itu gagal melaju ke babak 16 besar, meski meraih kemenangan 1-0 atas Botafogo pada matchday ketiga Grup B.
Hasil tersebut menjadi pukulan telak bagi skuat asuhan Diego Simeone. Tiga poin dari Botafogo tak cukup membantu Atletico keluar dari jeratan fase grup. Mereka finis di peringkat ketiga Grup B, di bawah PSG dan Botafogo, yang sama-sama melaju ke fase gugur.
Kemenangan PSG atas Seattle Sounders dengan skor 2-0 di laga lain menjadi penentu. Klub kaya asal Prancis itu memastikan status juara grup, sementara Botafogo lolos sebagai runner-up dengan keunggulan selisih gol atas Atletico.
Kegagalan yang Mengundang Evaluasi
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5261851/original/004730700_1750718629-000_63HF9CP.jpg)
Tersingkirnya Atletico Madrid sejak babak penyisihan grup tidak hanya mengecewakan pendukung mereka, tetapi juga mengundang pertanyaan besar soal masa depan proyek Diego Simeone.
Pelatih asal Argentina itu sudah menangani Los Rojiblancos sejak akhir 2011, menjadikannya salah satu pelatih terlama yang masih menjabat di level klub elite Eropa.
Namun, kegagalan ini mempertegas tren penurunan performa Atletico dalam beberapa musim terakhir. Meski sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di kompetisi domestik, hasil di pentas dunia ini justru menyiratkan perlunya pembaruan visi dan strategi di level manajemen.
Menurut laporan Mundo Deportivo, jajaran direksi Atletico sudah mulai mempertimbangkan masa depan Simeone. Wacana pergantian pelatih kian menguat, terlebih dengan munculnya satu nama yang sudah sangat familiar bagi publik Wanda Metropolitano: Filipe Luis.
Filipe Luis, Kandidat Penerus Simeone?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5255002/original/094650900_1750146609-AP25168064691343.jpg)
Filipe Luis bukan nama asing di Atletico Madrid. Bek kiri asal Brasil itu sempat menjadi bagian integral dari tim emas Simeone, dan turut merasakan sukses besar klub dalam periode 2010-an. Kini, Luis menjajaki karier baru sebagai pelatih Flamengo dan menunjukkan progres yang menjanjikan.
Penampilannya bersama Flamengo di Piala Dunia Antarklub cukup menyita perhatian. Sebelumnya, pada Oktober 2024, Marca menyoroti keberhasilannya membawa Flamengo meraih gelar Copa do Brasil, sebuah pencapaian besar yang diraihnya hanya dalam waktu singkat setelah menukangi klub Brasil tersebut.
Gaya kepelatihan Filipe Luis diyakini banyak dipengaruhi oleh Simeone, mengingat hubungan keduanya yang panjang. Namun, Luis juga menambahkan sentuhan modern dalam pendekatan taktisnya, sesuatu yang bisa menjadi pembeda jika benar-benar dipilih untuk menggantikan El Cholo.
Waktunya Mengakhiri Era?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4581749/original/053996700_1695177961-000_33VP4KF.jpg)
Diego Simeone adalah sosok yang mengubah wajah Atletico Madrid. Dari tim papan tengah La Liga, ia membawa klub ini bersaing di puncak, memenangkan La Liga, Copa del Rey, hingga mencapai final Liga Champions dua kali. Namun, seperti semua era dalam sepak bola, selalu ada titik ujungnya.
Gagalnya Atletico di Piala Dunia Antarklub 2025 bisa menjadi momen refleksi. Klub mungkin harus mengambil keputusan berani untuk menyuntikkan semangat baru, dengan mengedepankan regenerasi, baik di level pemain maupun pelatih.
Apakah Atletico akan melanjutkan loyalitasnya terhadap Simeone atau membuka lembaran baru bersama sosok seperti Filipe Luis? Hanya waktu yang bisa menjawab, namun satu hal jelas: kegagalan di Amerika Serikat ini menjadi alarm keras bahwa perubahan mungkin sudah tak bisa ditunda lagi.