Maersk, perusahaan pelayaran terbesar di dunia, bekerja sama dengan IBM untuk mengembangkan platform blockchain bernama TradeLens. Platform ini memungkinkan semua pihak dalam rantai pasok pengiriman—dari pelabuhan, agen, hingga pengirim—berbagi data secara aman dan transparan. Dengan TradeLens, proses dokumentasi dan pelacakan menjadi lebih cepat, mengurangi waktu pengiriman hingga 40%, dan mengurangi biaya operasional secara signifikan.
DHL dan Accenture mengembangkan solusi blockchain untuk memverifikasi keaslian produk farmasi. Sistem ini memungkinkan pelacakan setiap tahap produksi dan distribusi, memastikan produk tidak terpalsukan dan memenuhi standar keamanan global. Keberhasilan ini menunjukkan potensi blockchain dalam industri yang membutuhkan tingkat keamanan tinggi.
Pengembangan dan integrasi sistem blockchain memerlukan investasi besar, termasuk pelatihan tenaga kerja dan modifikasi sistem TI yang ada.
Keterbatasan standar industri dan regulasi yang belum jelas dapat menghambat adopsi luas teknologi ini. Kolaborasi lintas negara dan industri diperlukan untuk menciptakan kerangka kerja bersama.
Saat ini, blockchain sering menghadapi tantangan dalam hal kecepatan transaksi dan kapasitas skalabilitas, yang penting untuk operasi logistik berskala besar.
Di masa depan, kolaborasi lintas perusahaan akan semakin erat, membangun ekosistem blockchain yang dapat tergunakan secara luas di seluruh rantai pasok global.
Smart contracts akan semakin canggih, mampu mengotomatisasi seluruh proses, mulai dari pembayaran hingga pengeluaran dokumen, tanpa campur tangan manusia.
Blockchain akan terpadukan dengan teknologi seperti IoT (Internet of Things) dan AI (Artificial Intelligence), menciptakan sistem logistik yang lebih pintar, responsif, dan otomatis.